Wednesday, November 7, 2007

“Ayah…belikan Handphone dong….”



Pagi itu, hari minggu. Aku sedang asyik membaca-baca Koran melepas lelah dan menikmati liburan setelah begitu penatnya selama satu minggu menjalani hari sebagai guru, dosen dan seorang pelatih marching band. Biasanya, hari minggupun ada agenda latihan marching band, tetapi hari itu aku meliburkan diri dan ingin di rumah saja.


Dalam keasyikan membaca Koran pagi, tiba-tiba anakku yang pertama ”LAILIKA PRADIPANISA CITRA MAHESWARI” yang biasa kami panggil mbak Lika datang menghampiriku..Sambil menarik-narik lengan bajuku dengan gayanya yang manja, tiba-tiba dia berbicara “Ayah…belikan Handphone dong…..” Tadinya aku pikir ini hanya bercanda, tetapi tak lama kemudian, dia ulangi lagi sambil menaikkan nada bicaranya “Ayah…belikan mbak Lika Handphone dong….” Seketika aku terdiam, kaget..ternyata dia serius dan aku segera menghentikan membaca dan meletakkan Koran tadi di meja sambil menatap mata anakku itu. Aku heran dan bergumam dalam hati…kalau itu diucapkan oleh seorang anak SD kelas 1 atau 2 kayaknya wajar, karena mungkin sudah dibutuhkan untuk komunikasi dan koordinasi jemputan pulang sekolah atau les dengan bunda atau ayahnya. Tapi ini diucapkan oleh seorang anak usia 3 tahun.


Tadinya aku berfikir dia tidak serius, maka aku spontan memberikan handphone cdma-ku yang sudah rusak toh kalau sekedar untuk mainan tidak ada resiko takut rusak karena terbanting oleh anak-anak, tapi spontan juga ia bicara..”bukan…bukan yang ini Yah..Mbak Lika mau yang warna pink seperti bunda…” mimik wajahnya serius sekali menandakan ia berharap….Gawat!! anak balita sudah tahu handphone yang mahal….tapi aku semakin penasaran untuk menggali keseriusannya…”Memangnya minta handphone untuk apa, mbak ?”


Terus dia jawab ”Untuk nelpon bang Farel…!” Tadinya aku berfikir mungkin itu anak tetangga temannya bermain. Terus aku tanya ke bundanya…”Say, siapa itu bang Farel?” tanyaku penasaran.


“Memangnya kenapa?” tanya isteriku balik bertanya.


“Ini tiba-tiba mbak Lika pengen dibelikan handphone seperti bunda, katanya mau nelpon bang Farel..” jelasku lagi. Spontan isteriku tertawa….”Ayah…ayah….Bang Farel itu adalah tokoh dalam sinetron di SCTV “MY HEART”. Itukan film layar lebar yang dibuat menjadi sinetron…sekarang ia punya pacar khayalan…namanya bang Farel !”


Aku bingung….anak balitaku kini sudah menjadi korban sinetron yang semakin “menggila” ….Anakku sudah punya pacar virtual…”BANG FAREL! !!!”

No comments: